Mengenal Aset dan Likuiditas beserta fungsi manfaat dan teori likuiditas dalam dunia Bisnis
qiblatbisnis_Mengenal Aset dan Likuiditas beserta fungsi manfaat dan teori likuiditas dalam dunia Bisnis.
Pengertian Aset dan likuiditas
Aset atau aktiva, merupakan sumber ekonomi yang bisa diharapkan untuk memberikan manfaat usaha di kemudian hari .Agar lebih memudahkan memahami perbedaan aset dan likuiditas, harus terlebih dahulu memahami pengertian kedua istilah. Dimulai dari pengertian aset ,Aset adalah sesuatu barang yang memiliki nilai ekonomi, nilai komersial dan nilai tukar milik entitas baik suatu perusahaan atau individu.
Secara lebih sederhana aset adalah seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan maupun perseorangan. Aset juga bisa berarti sebagai semua hak yang bisa digunakan untuk operasi perusahaan . Sebagai contoh, yang dimasukkan pada kolom aset adalah gedung atau tanah. Selain gedung, ada juga yang termasuk aset seperti mobil, uang kas, hak paten teknologi, merk dagang dan lain sebagainya.
Maka aset atau aktiva bisa dipahami dengan harga total.
Aset terdiri beberapa kategori yaitu :
Aset lancar, Aset tetap, Investasi jangka panjang, Aset pajak tangguhan, Aset tidak berwujud dan Aset lainnya. Adapun kegunaan aset bisa bermacam-macam. Di dalam neraca, daftar aset akan diurutkan atau disusun berdasarkan tingkat likuiditasnya dari mulai yang paling likuid sampai dengan yang tidak likuid. Bagi pihak manajemen , aset yang di dalam neraca bisa dicermati karena akan menjadi standar pengukuran prestasi keuangan suatu perusahaan . Ukuran ini bisa digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan lain. Dengan begitu, pihak manajemen akan memiliki kesempatan untuk meningkatkan atau memperbaikinya.
Nah, sudah paham kan apa yang disebut Aset? Sekarang kita cari tahu apa yang di maksud likuiditas.
Apa itu likuiditas?
Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahan dalam memenuhi kewajiban untuk membayar utang-utang jangka pendeknya, yaitu utang usaha, utang dividen, utang pajak, dan lain-lain. Likuiditas juga merupakan kemampuan seseorang atau perusahaan untuk melunasi utang-utang yang harus segera dibayar dengan menggunakan harta atau dana lancar yang ada. Seperti utang usaha, utang dividen, utang pajak, dan lain sebagainya.
Pada umumnya, tingkat likuiditas suatu perusahaan ditunjukkan dalam angka-angka tertentu, seperti angka rasio cepat, angka rasio lancar, dan angka rasio kas. Kinerja suatu perusahaan dianggap baik jika tingkat likuiditasnya tinggian Perusahaan atau bisnis dengan tingkat likuiditas yang tinggi biasanya memiliki kesempatan lebih baik untuk mendapatkan berbagai dukungan dari berbagai pihak, semisal lembaga keuangan, kreditur, maupun pemasok.
Teori Manajemen Likuiditas
Untuk mengenal lebih jauh tentang manajemen likuiditas, ada beberapa teori yang perlu dipahami. Berikut ulasan beberapa theory liquditas :
√ Commercial Loan Theory
Teori manajemen likuiditas ini termasuk yang paling terdahulu / kuno. Teori ini juga disebut Real Bills Doctrine. Teori ini dimunculkan oleh Adam Smith dalam bukunya berjudul The Wealth of Nation (1776). Menurut teori ini, bank hanya boleh memberikan pinjaman dengan surat dagang jangka pendek yang dapat dicairkan dengan sendirinya (self liquiditing ).
√ Shiftability Theory
Shiftability Theory adalah teori tentang aktiva yang dapat dipindahkan. Yaitu likuiditas bank tergantung pada kemampuan memindahkan aktivanya kepada orang lain dengan harga yang dapat diprediksi. Sebagai contoh, bank berinvestasi pada pasar terbuka jangka pendek. Jika suatu saat sejumlah pemilik deposito memutuskan untuk menarik uang mereka kembali, bank hanya perlu menjual investasi tersebut. Bank mengambil yang dapat diperoleh dan membayar kembali kepada pemilik deposito.
√ Anticipated Income Theory
Teori ini disebut juga teori pendapatan yang diharapkan. Menurut teori ini, dana yang dialokasikan atau setiap upaya untuk mengalokasikan dana harus ditunjukkan pada sektor yang feasible dan menguntungkan bagi bank.
√ The Liability Management Theory
Yaitu bank harus dapat mengelola pasivanya sehingga dapat menjadi sumber likuiditas.
Fungsi dan Manfaat Likuiditas
Berikut beberapa fungsi dan manfaat likuiditas :
1. Liquiditas Sebagai media dalam melakukan kegiatan bisnis perusahaan sehari-hari.
2. Pengelolaan liquiditas yang baik berfungsii Sebagai alat untuk mengantisipasi kebutuhan dana darurat.
3. Dengan Liquiditas akan memudahkan nasabah (bagi bank atau lembaga keuangan yang hendak melakukan pinjaman atau penarikan dana).
4. Liquiditas sebagai Dasar acuan tingkat fleksibilitas suatu perusahaan dalam mendapatkan persetujuan investasi atau usaha lain yang menguntungkan.
5. Liquiditas adalah Alat untuk memicu perusahaan dalam upaya perbaikan kinerja.
6. Liquiiditas dapat menjadi Alat ukur tingkat kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek.
7. Tata cara pengelolaan liquiditas yang baik akan membantu manajemen dalam memeriks efisiensi modal kerja.
8. Liquiditas sebuah perusahaan Membantu perusahaan dalam melakukan analis dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, dan menengah.
Manfaat likuiditas perusahaan
• Likuiditas badan usaha atau kemampuan perusahaan dalam membayar utangnya saat jatuh tempo.
• Likuiditas perusahaan atau kemampuan perusahaan dalam membiayai operasional perusahaan.
Dua kewajiban tersebut di atas bisa menjadi tolak ukur kesuksesan sebuah perusahaan.
Komponen Likuiditas
Setelah kita membahas fungsi dan manfaat dari likuiditas, selanjutnya kita akan membahas komponen dari likuiditas. Berikut 3 komponen likuiditas yang harus seorang Bisnis man ,pengusaha hingga investor ketahui.
1. Kerapatan, yaitu gap atau jarak yang terjadi antara harga normal suatu barang dengan harga yang disetujui.
2. Kedalaman, yaitu jumlah atau volume barang yang dijual dan dibeli pada tingkat harga tertentu
3. Resiliensi, yaitu tingkat kecepatan perubahan harga ke arah harga efisien setelah terjadi penyimpangan atau ketidakstabilan harga.
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Rasio tersebut dapat digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Cara mengukur likuiditas perusahaan.Anda bisa menggunakan rumus rasio likuiditas. Perhitungan ini dibagi menjadi 4 jenis rasio likuiditas, apa saja itu?
4 Jenis rasio liquiditas
a. Current Ratio (rasio lancar)
Rasio lancar ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktiva lancar perusahaan dapat menutupi utang jangka pendeknya. Jika nilai yang dihasilkan menunjukkan nilai yang tinggi, maka semakin tinggi juga kemampuan perusahaan dalam menutupi utang jangka pendek yang dimilikinya. Rasio Lancar = aktiva lancar / utang lancar, Jika hasil nilainya rendah seperti dibawah 1.2, maka artinya perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk membayar utang jangka pendeknya.
Selain itu, nilai yang lebih rendah juga menyatakan bahwa perusahaan telah menggunakan aktiva lancarnya secara efektif. Aktiva lancar yang digunakan dalam rasio ini meliputi kas dan setara kas, persediaan barang, piutang usaha dan piutang lain-lain seperti gaji. Jenis rasio ini bisa Anda gunakan untuk perhitungan utang yang masa pelunasannya kurang dari satu tahun seperti utang pajak.
b. Cash Ratio. (Rasio kas)
Cash ratio biasa disebut rasio kas ini biasanya digunakan untuk mengukur besarnya uang kas yang tersedia untuk melunasi utang jangka pendek perusahaan. Angka rasio ini disarankan memiliki angka sebanding, antara kas dan utangnya, yakni menunjukkan 1 : 1. Di mana, semakin besar kas dibanding utang jangka pendek juga dinilai baik, karena adanya ketersediaan dana untuk melunasi kewajiban jangka pendek tersebut. Cash ratio = Kas dan setara kas / utang jangka pendek. Kas dan setara kas yang dimaksud di sini meliputi kas perusahaan dan surat berharga yang mudah dicairkan, seperti obligasi maupun reksa dana ketika perusahaan Anda membutuhkan dana darurat.
Sebenarnya rasio kas ini tidak terlalu banyak diminati perusahaan dalam memperhitungkan likuiditas keuangan. Rasio cepat ini terdiri dari piutang dan surat-surat berharga. Jadi semakin besar rasio, semakin baik juga posisi keuangan perusahaan. Jika hasilnya mencapai 1:1 atau 100%, maka ini akan berakibat baik jika terjadi likuidasi karena perusahaan akan mudah untuk membayar kewajibannya. Hal ini dikarenakan jumlah kas yang berlebih dianggap sangat tidak produktif sehingga tidak dimanfaatkan dengan baik.
c. Quick Ratio (rasio cepat)
Quick ratio dikenal dengan rasio cepat yang memperhitungkan persediaan barang sebagai bagian dari aktiva lancar untuk melunasi kewajiban jangka pendek. Hal ini dikarenakan persediaan dinilai membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dicairkan. Untuk memperhitungkan quick ratio, Anda bisa menggunakan rumus di bawah ini.
Quick Ratio = (Aktiva Lancar – Persediaan) – Utang Lancar
Jika hasil dari quick ratio ini lebih dari 1.0, maka kemampuan perusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya dinilai baik. Namun, jika di atas 3.0, maka kemampuan perusahaan dinilai kurang produktif. Hal ini karena aktiva lancar tidak didistribusikan secara maksimal dalam bentuk investasi lain. Melalui rasio ini, Anda juga bisa melihat apakah arus kas berjalan dengan baik atau tidak.
d. Cash Turnover Ratio (rasio perputaran kas)
Anda juga bisa menghitung likuiditas menggunakan cash turnover ratio atau rasio perputaran kas. Di mana, dengan rasio ini, Anda bisa melihat berapa kali kas perusahaan berputar dalam satu periode yang dinilai melalui penjualan. Untuk memperhitungkan rasio perputaran kas, di bawah ini adalah rumus yang bisa Anda gunakan:
Cash Turnover = Penjualan Bersih / Rata-Rata Kas
Jika ditemukan nilai rasio ini semakin besar, maka kemampuan perusahaan dalam keuangan dinilai semakin besar juga. Rasio ini akan menunjukkan nilai relatif antara nilai penjualan bersih terhadap kerja bersih. Modal kerja bersih merupakan seluruh komponen aktiva lancar dikurangi total utang lancar. Rasio ini dihitung dengan cara membagi nilai penjualan bersih dengan modal kerja. Rasio ini menunjukkan seberapa besar penjualan untuk modal kerja yang dimiliki perusahaan. Rasio Modal Kerja terhadap Total Aset. Rasio modal kerja terhadap total aset adalah rasio yang dapat menilai likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja. Kas yang berputar menunjukkan semakin cepat pula kas masuk dalam perusahaan. Ini artinya pendapatan semakin meningkat sehingga kas untuk kegiatan operasional juga berjalan lancar.
Baca :Cara membuat Rencana Usaha
Itulah beberapa hal terkait likuiditas perusahaan yang harus Anda kelola dan perhatikan dengan baik. Dengan mengelola likuiditas perusahaan berarti telah memastikan perusahaannya bisa berjalan dengan baik. Anda dapat membandingkan komponen yang ada pada neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total pasiva lancar (utang jangka pendek). Pengukuran ini dapat dilakukan untuk beberapa periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu. Itulah beberapa hal tentang likuiditas, jenis rasio dan cara menghitung rasio liquiditas suatu perusahaan yang harus Anda kelola dan perhatikan dengan baik.
Dengan mengelola likuiditas perusahaan dengan baik berarti telah memastikan perusahaannya bisa berjalan lancar. Jika anda atau perusahaan anda masih mengalami kendala untuk menentukan likuiditas bisnis melalui perhitungan rasio bisnis, Rasio likuiditas adalah salah satu cara mengetahui hal tersebut.
Baca juga :11 Pilihan peluang Bisnis ditengah Resesi
Semoga bermanfaat dan dapat membantu Perusahaan ,bisnis dan investasi Anda melaju makin sukses.
0 Response to "Mengenal Aset dan Likuiditas beserta fungsi manfaat dan teori likuiditas dalam dunia Bisnis"
Post a Comment